“Mengapa taat kepada suami merupakan kunci surga? Bagaimana bila suami saya tidak sesuai harapan, masihkah saya harus taat?”
Sebenarnya dari sudut pandang agama Islam bila kita memahami sabda Rasulullah, “Setiap istri yang meninggal dunia dan diridhai oleh suaminya, maka ia masuk surga.” (HR. At- Tirmidzi) uraian kek JamilAzzaini saya review:
1. Sejak dalam kandungan, anak-anak, remaja hingga dewasa, suamimu dibesarkan dan dinafkahi oleh orang tuanya. Namun setelah ia mulai bisa mandiri, ia menikahimu. Sejak saat itu, hampir semua energinya dicurahkan untuk mencintaimu dan membahagiakanmu.
2. Energi, waktu dan penghasilan yang ia peroleh lebih banyak diserahkan kepadamu dibandingkan kepada orang tua suamimu, pengorbannnya untukmu jauh lebih besar dibandingkan pengorbannya untuk orang tuanya. Padahal ia belum bisa secuilpun membalas kebaikan orang tuanya.
3. Allah SWT memerintahkan anak-anakmu untuk lebih mencintaimu tiga kali lebih besar dibandingkan mencintai suamimu. Padahal, suamimu bekerja keras mencari nafkah siang malam untuk mencukupi nafkah anak-anakmu dan dirimu. Apakah suamimu iri? TIDAK. Karena ia sangat mencintaimu dan berharap kebaikan datang kepadamu dan anak-anakmu.
4. Bila kau memperoleh penghasilan, suamimu tak berhak meminta penghasilanmu. Semuanya seratus persen menjadi milikmu dan hakmu. Sebaliknya, di setiap penghasilan suamimu itu ada hakmu. Suamimu berdosa apabila tidak memberi nafkah kepadamu.
5. Apabila dirimu melakukan perbuatan dosa karena belum dididik oleh suamimu, maka suamimu akan ikut terseret ke neraka karena dia ikut bertanggung jawab akan maksiatmu. Tetapi bila suamimu yang berbuat dosa, dirimu tidak akan pernah di tuntut ke neraka, perbuatan yang dilakukannya adalah tanggungjawabnya sendiri.
6. Pahamilah bahwa suamimu sering menutupi lelah dan masalahnya karena tak ingin membuatmu sedih. Namun, walau letih dan lelah sering ia rasakan, suamimu masih menyediakan waktu untuk mendengarkan “curhatmu” keluhanmu, kesedihanmu. Bahkan setelah itu, ia menyediakan dadanya untukmu dan menghiburmu agar galau dalam hidupmu segera pergi darimu.
Tak cukupkah alasan-alasan ini untuk membuatmu taat pada suamimu?
Ingatlah wahai para istri, kau tak bisa memasuki surga tanpa ridho suamimu.
Bila suamimu tak sesuai harapanmu dan ia tetap menjaga untuk tak berbuat dosa, bersabarlah..
Bila suamimu sudah sesuai harapanmu, bersyukurlah..
Buktikanlah itu dengan rasa hormatmu, kasih sayangmu, perhatianmu dan ketaatanmu kepada suami dalam kebaikan tanpa kecuali.. — at Heart***.
Sebenarnya dari sudut pandang agama Islam bila kita memahami sabda Rasulullah, “Setiap istri yang meninggal dunia dan diridhai oleh suaminya, maka ia masuk surga.” (HR. At- Tirmidzi) uraian kek JamilAzzaini saya review:
1. Sejak dalam kandungan, anak-anak, remaja hingga dewasa, suamimu dibesarkan dan dinafkahi oleh orang tuanya. Namun setelah ia mulai bisa mandiri, ia menikahimu. Sejak saat itu, hampir semua energinya dicurahkan untuk mencintaimu dan membahagiakanmu.
2. Energi, waktu dan penghasilan yang ia peroleh lebih banyak diserahkan kepadamu dibandingkan kepada orang tua suamimu, pengorbannnya untukmu jauh lebih besar dibandingkan pengorbannya untuk orang tuanya. Padahal ia belum bisa secuilpun membalas kebaikan orang tuanya.
3. Allah SWT memerintahkan anak-anakmu untuk lebih mencintaimu tiga kali lebih besar dibandingkan mencintai suamimu. Padahal, suamimu bekerja keras mencari nafkah siang malam untuk mencukupi nafkah anak-anakmu dan dirimu. Apakah suamimu iri? TIDAK. Karena ia sangat mencintaimu dan berharap kebaikan datang kepadamu dan anak-anakmu.
4. Bila kau memperoleh penghasilan, suamimu tak berhak meminta penghasilanmu. Semuanya seratus persen menjadi milikmu dan hakmu. Sebaliknya, di setiap penghasilan suamimu itu ada hakmu. Suamimu berdosa apabila tidak memberi nafkah kepadamu.
5. Apabila dirimu melakukan perbuatan dosa karena belum dididik oleh suamimu, maka suamimu akan ikut terseret ke neraka karena dia ikut bertanggung jawab akan maksiatmu. Tetapi bila suamimu yang berbuat dosa, dirimu tidak akan pernah di tuntut ke neraka, perbuatan yang dilakukannya adalah tanggungjawabnya sendiri.
6. Pahamilah bahwa suamimu sering menutupi lelah dan masalahnya karena tak ingin membuatmu sedih. Namun, walau letih dan lelah sering ia rasakan, suamimu masih menyediakan waktu untuk mendengarkan “curhatmu” keluhanmu, kesedihanmu. Bahkan setelah itu, ia menyediakan dadanya untukmu dan menghiburmu agar galau dalam hidupmu segera pergi darimu.
Tak cukupkah alasan-alasan ini untuk membuatmu taat pada suamimu?
Ingatlah wahai para istri, kau tak bisa memasuki surga tanpa ridho suamimu.
Bila suamimu tak sesuai harapanmu dan ia tetap menjaga untuk tak berbuat dosa, bersabarlah..
Bila suamimu sudah sesuai harapanmu, bersyukurlah..
Buktikanlah itu dengan rasa hormatmu, kasih sayangmu, perhatianmu dan ketaatanmu kepada suami dalam kebaikan tanpa kecuali.. — at Heart***.